Selasa, 17 Mei 2011

kebijakan moneter

KEBJAKAN MONETER


1. Definisi dan pengertian kebijakan moneter

Yang dimaksud dengan kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan (yang lebih baik) dengan mengatur jumlah uang yang beredar. Yang dimaksud dengan yang lebih baik adalah menigkatnya output kesimbangan dan terpeliharanya stabilitas harga( inflasi terkontrol). Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat mempertahankan, menambah atau menurangi jumlah uang yang beredar dalam upaya memperthankan kemampuan ekonomi bertumbuh, sekaligus mengendalikan inflasi.
Jika yang dilakukan adalah menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah dikatakan menempuh kebijakan moneter ekspansif ( monetary expansve). Sebaikanya jika jumlah uang yang beredar dikurangi, pemerintah menempuh kebijakan moneter konraktif (moneter contractive). Istilah lain untuk kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakn uang ketat( tight omey policy).

2. Instrumen kebijakan moneter

Ada tiga instrument utama yang digunakan untuk mengatur jumlah uang yang beredar yaitu, operasi pasar (open requirement operation ), fasilitas diskonto (discount rate), dan rasio cadangan wajib ( reserve reguirement ratio). Di luar tiga istrumen tersebut ( yang merupakan kebijakan moneter bersifat kuantitatif ), pemerintah dapat melakukan imbauan moral (moral persuasion).


a. Operasi pasar terbuka (open market operation)

Yang dimaksud dengan operasi pasar terbuka adalah pemerintah mengendalikan jumlah uang yang beredar dengan cara menjual atau membeli surat –surat berharga milik pemeritah ( government securities). Dengan demikian uang yang beredar di dalam masyarakat mengalir di dalam otoritas moneter, sehingga jumlah uang yang beredar berkurang. Jika ingin menambah uang yang beredar maka pemerintah harus membeli kembali surat-surat berharga tersebut ( open market baying).

b. Fasilitas diskonto ( discount rate)

Yang dimaksud dengan tingkat bunga diskoto adalah tingakat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umum yang meminjam ke bank sentral. Dalam kondisi tertentu, bank-bank mengalam i kekurangan uang, sehingga mereka harus meminjam kepada bank sentral. Kebutuhan ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengurangi atau menambahkan jumlah uang yang beredar.

c. Rasio cadangan wajib ( reserve requirement ratio)

Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah uang yang beredar. Jika rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Misalnya jika rasio cadangan wajib mulanya hanya 10%, maka untuk setiap unti deposito yang diterima, perbankan dapat mengalirkan pinjaman sebesar 90% dari deposito yang diterima perbankan. Dengan demikian angka multipler uang dari system perbankan adalah 10.

d. Imbauan moral ( moral persuasion)

Dengam imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan atau mengendalikan uang yang beredar. Misalnya, gebernur bank Indonesia dapat memberikan saran agar perbankan berhati-hati dangan kreditas atau membatasi keinginannya meminjam uang dari bank sentral ( berhati-hati menggunakan fasilitas diskonto).


3. Kebijakan moneter dan keseimbangan ekonomi

Kebijakan moneter dikatakan efektif mampu mengendalikan tingkat output dana dan harga. Untuk mengevaluasi efektifitas kebijakn moneter, peralatan analisis yang paling sederhana adalah kurva IS-LM.
a. Pengaruh moneter terhadap keseimbangan uang –modal
Pengaturan jummlah uang dapat mempengaruh kondisi keseimbangan pasar uang. Akan memberikan keseimbangan terhadap pasar uang-modal bila jumlah uang yang beredar di tambah.
b. Sisi output
Kenaikan tingkat suku bunga akan menyebabkan ada beberapa rencana investasi yang dibatalkan, sebagai akibatnya pertambahan kapasitas produksi mejadi lebih kecil.
c. Sisi biaya
Kenaikan tingkat suku bunga akan menaikan biaya produksi dikarenakan naiknya biaya modal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar